Titik temu Islam dan Kebudayaan, IMM FAI hadirkan dialog Bersama Mitologi Bumi Sulawesi


Makassar-23 Januari 2025- Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fakultas Agama Islam menggelar Dialog Kebudayaan berkolaborasi dengan Mitologi Bumi Sulawesi (MBS).

Dialog kebudayaan dengan tema "Harmonisasi Islam, Kebudayaan dan Kesatuan Suku di Sulawesi-Selatan" yang berlansung di Aula FKIK Unismuh Makassar ini di ikuti oleh puluhan kader IMM dan Fungsionaris Kelembagaan baik di Unismuh dan beberapa kampus di kota makassar.

Program kolaborasi IMM FAI dan MBS menghadirkan dua narasumber yang pakar dalam bidangnya, Keduanya adalah: Dr. H. Hasan Hasyim ( Budayawan ) dan Dr. Andi Baetal Mukaddas., S.Pd., M.Sn (Ketua Lembaga Seni Budaya dan Olah Raga Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sul-Sel ).

Dr. H. Hasan Hasyim, menyebut Sulawesi dengan identitas yang dikenal dengan "Walasea"  karna pulau kita berbeda dengan beberapa pulau yang ada di dunia. yang awalnya menyatu kemudian terpisah akibat pergeseran lempeng bumi dan pristiwa tertentu. "berbeda dengan kita yang sejak awal memiliki bentuk seperti ini, sehingga kita temukan berbagai flora dan fauna yang endemik, artinya tidak kita temukan di pulau yang lain". 

banyak hal-hal yang istimewa di sulawesi-selatan, seperti makanan coto yang dalam penelitian menjadi makanan berkuah pertama di dunia. dan masih amat banyak keunikan di sulawesi-selatan yang menjadi tugas kita sebagai pelanjut untuk melestarikan budaya-budaya yang di wariskan.

terang Dr. H. Hasan Hasyim

Narasumber kedua, Dr. Andi Baetal Mukaddas.,S.Pd.,M.Sn. mengemukakan bagaimana perspektif muhammadiyah mengenai kebudayaan dan tantangannya di internal muhammadiyah sendiri masih ada yang mengeneralisasi bahwa setiap kesenian dan kebudayaan itu tidak sejalan dengan islam. Beliau menostalgia ketika menggagas berdirinya prodi seni rupa FKIP Unismuh Makassar yang cukup kontroversi namun akhirnya sampai hari ini mahasiswanya mampu tampil dan menjadikan kesenian sebagai wasilah dakwah muhammadiyah di kancah regional bahkan nasional.

Beliau menegaskan, pentingnya kebudayaan di bingkai dalam nilai-nilai religi  dan memahami di titik mana kebudayaan dikategorikan Haram maupun tidak.

Muhammadiyah sendiri melalui pengkajian yang panjang memandang tiga hukum berkesenian. yaitu makruh, muba dan haram, tergantung konteks kesenian atau kebudayaan tersebut.

Terang Dr. Andi Baetal Mukaddas

Setiap nafas kehidupan kita ini selalu beriringan dengan seni dan kebudayaan, maka tradisi mentakfirkan tanpa kajian yang kuat adalah suatu kekeliruan.

Posting Komentar

0 Komentar